Minggu, 06 November 2011

Hubungan antara oksigen terlarut (DO) , PH dengan penyerapan bahan toksik oleh organisme air

DO : Kelarutan suatu gas pada cairan .
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
·      Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.
·      Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.
·      Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.

“ Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil. Untuk dapat mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode Winkler ”

PH : derajat keasaman air (Berkaitan dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme)
“Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi, pelepasan ion H+ → pH air turun (cenderung asam). “
Semakin tinggi konsentrasi ion H+ → konsentrasi ion OH-rendah.

pH rendah (keasaman tinggi) :
·      penurunan oksigen terlarut
·      konsumsi oksigen menurun
·      peningkatan aktivitas pernapasan
·      penurunan selera makan

“ Berdasrkan hasil penelitian bahea konsentrasi limbah, suhu, DO, pH, salinitas dan alkalinitas berpengaruh nyata terhadap mortalitas ikan mas (Cyprinus carpio L.) (Suwindere, 1983). Hal ini disebabkan jika ditinjau secara kimia bahwa kehidupan dan pertumbuhan organisme perairan dipengaruhi oleh pH, DO, BOD, suhu, salinitas dan alkalinitas (Rasyad, 1990). “

Alasan kenapa kadar klor tidak boleh berlebih di air

·      Klorin dinilai mengandung kadar racun yang tinggi, baik berbentuk gas maupun cairan, dan digolongkan sebagai bahan kimia yang mampu mengakibatkan kematian atau cacat tetap dari penggunaan yang normal (setiap hari pada industri) sekalipun.
·      Keberadaa ion Cl- dalam air akan berpengaruh terhadap tingkat keasinan air. Semakin tinggi konsentrasi Cl-, berarti semakin asin air dan semakin rendah kualitasnya. (Kadar klorida maksimal yang diperbolehkan pada air minum yaitu 250 mg/l)
·      Klorin sangat mudah menguap dan sangat mudah bereaksi dengan air. Kandungan air di udara khususnya di atmosfer mengakibatkan zat klorin mudah menguap  yang berupa penguapan air laut yang membawa zat klorin ( Cl ) sehingga lapisan ozon pun mudah juga berlubang
·      Supaya bisa dipakai, klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik (bahan kimia yang mempunyai unsur karbon) yang biasanya menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terakumulasi dan persisten di dalam tubuh makhluk hidup.
·      Khlor dapat terikat senyawa organik berbentuk (Cl-HC) dan bersifat karsinogenik.
·      nilai sisa klor harus pas, tidak boleh berlebih karena akan bereaksi dengan metil (sisa dekomposisi) yang akan terbentuk Tri halo metan (THM) yang menyebabkan kanker kandung kemih.

"Larutan apa pun yang melibatkan klorin basah sangat korosif."

Dinamika merkuri

“ Merkuri masuk ke linngkungan melalui banyak sumber, dapat secara langsung  masuk ke dalam perairan alami dari buangan limbah industri, air hujan dan pencucian tanah. Merkuri masuk ke lingkungan perairan berasal dari berbagai sumber yang timbul dari penggunaan unsur itu oleh manusia seperti buangan laboratorium kimia, batu batere bekas, pecahan termometer, fungisda kebun, tambal gigi amalgam dan buangan farmasi. Melalui proses akumulasi secara biologi (bioakumulasi), proses perpindahan secara biologi (biotransfer), dan pembesaran secara biologi (biomagnifikasi) yang terjadi secara alamiah, organisme mengakumulasi Hg dalam konsentrasi tinggi dan selanjutnya terjadi keracunan pada manusia yang mengkonsumsinya (Yasuda) 2000). sifat logam berat sangat unik, tidak dapat dihancurkan secara alami dan cenderung terakumulasi dalam  rantai makanan melalui proses biomagnifikasi. “



Bioakumulasi : Merkuri terakumulasi dalam sel organisme melalui dua poses yaitu transportasi aktif dan difusi pasif, untuk merkuri organik akumulasi melalui proses difusi pasif. Organisme kecil ini akan memangsa metilmerkuri dan membawanya ke organisme lain dengan cara bila hewan pemangsanya memakan organisme kecil ini, mereka juga membawa metil merkuri dalam tubuh mereka dan berlanjut terus dengan kadar merkuri yang semakin meningkat.

Biomagnifikasi :  Dalam sistem alamiah, MeHg diakumulasi oleh organisme perairan dan konsentrasinya cenderung meningkat sesuai dengan tingkatan rantai makanan (tropik) (Heath, 1987; Lee & Jones-Lee, 1996; Maret, 2000; et al., 2000; NOAA, 2000). Maka, di dalam biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan  dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami akumulasi Hg yang lebih banyak.

Inversi atmosfer

"Tingkat polusi gas rumah kaca yang tinggi di suatu kawasan dapat mengganggu suhu di lapisan atmosfer hingga menimbulkan fenomena inversi, yaitu terjadinya kenaikan suhu di lapisan atmosfer atas karena penumpukan gasrumah kaca(GRK), Namun, pada pagi hingga siang hari, dengan adanya penyinaran matahari yang menyebabkan penguapan air, maka konsentrasi gas rumah kaca akan berkurang hingga inversi hilang. Inversi bisa muncul kembali setiap hari bila pola pencemaran terus berlanjut dan kondisi cuaca secara umum mendukungnya."



Inversi : Kondisi di mana temperatur udara pada elevasi lebih hangat daripada di permukaan Bumi.
Jenis Inversi :
1.Inversi Radiasi : Terjadi akibat pendinginan permukaan Bumi. Setelah hari menjadi gelap hanya permukaan Bumi yang meradiasikan panas (dalam bentuk gelombang infra merah) ke atmosfer, sehingga atmosfer di atasnya menjadi panas dan terapung ke atmosfer di atasnya.
2.Inversi Subsidence : Terjadi karena subsidensi gumpalan udara. Bila suatu lapisan udara turun dari suatu ketinggian massa udara terkompresi dan menghangat selama proses turun tersebut, sehingga ketebalannya berkurang.
3.Inversi Frontal : Terjadi akibat hembusan angin laut dengan temperatur yang lebih dingin ke arah daratan.
Pembalikan panas (thermal inversion) : terjadi apabila lapisan udara hangat terbentuk di atas lapisan udara dingin di dekat permukaan bumi, sehingga pencemar menjadi terperangkap

Perbedaan bioakumulasi, biokonsentrasi dan biomagnifikasi

Bioakumulasi : penimbunan (akumulasi) suatu substansi atau senyawa dalam jaringan makhluk hidup. Proses dimana substansi kimia mempengaruhi makhluk hidup dan ditandai dengan peningkatan konsentrasi bahan kimia di tubuh organisme dibandingkan dengan konsentrasi bahan kimiaitu di lingkungan.
Biokonsentrasi  : kondisi peningkatan konsentrasi polutan di lingkungan.
Biomagnifikasi: peningkatan konsentrasi substansi atau senyawa dalam jaringan makhluk hidup, dengan semakin tingginya tingkatan trofik dalam jaring makanan.
Perbedaan  :
·         biokonsentrasi dan bioakumulasi terjadi dalam organisme, konsentrasi bahan kimia yang terakumulasi meningkat dalam jaringan sesuai dengan tingkatan tropik yang dilewati (Connell & Miller 1984 ; Rand & Petrocelli 1985)
·         biomagnifikasi terjadi di tingkat trofik (rantai makanan) dapat terjadi oleh karena adanya suatu proses biotransfer.